Selasa, 15 November 2011

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR NABATI BIOSOLAR DARI TANAMAN JARAK RAK PENGGANTI BAHAN BAKAR FOSIL SOLAR

Rangkuman


Anggota: David, Eko, Farin, Fransiska
Kata Kunci : Energi, Bahan Bakar Fosil, Solar,Energi Alternatif, Biosolar, Tanaman Jarak

Bahan bakar fosil merupakan salah satu sumber daya alam berupa energi di bumi ini, yang penggunaanya banyak memiliki dampak bagi bumi ini, salah satu bahan bakar fosil yaitu solar, keberadaannya mulai terancam sekarang ini karena konsumsinya yang cukup banyak di bumi ini. Energi alternatif merupakan salah satu cara menghemat bahan bakar fosil, dimana bahn bakar alternatif memiliki kriteria khusus yang dapat mengurangi dampak negatif. Salah satu alternatif cara yaitu menggunakan tanaman sebagai bahan bakar nabati. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk biosolar yaitu tanaman jarak pagar. Dan cara pengolahanya juga relatif mudah, dengan hasil yang cukup baik. Dalam penggunaannya bahan bakar ini memiliki berbagai manfaat di berbagai aspek, linkungan, ekonomi dan lainnya.




Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah atas segala rizki yang Allah berikan pada kita, atas rachmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan dalam keadaan tidak kurang suatu apapun.
Dalam pengerjaan makalah ini penulis menyampaikan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Penulis menyampaikan teriamksaih kepada Allah SWT yang telah memberikan rizki kepada kita, Pak Faruq sebagai pengajar pada bidang studi ini, dan semua pihak yang telah membantu kami.
Semoga isi makalah ini dapat menambah ilmu bagi pembaca dan dapat dimafaatkan sebaik-baiknya. Dan dalam pengerjaan makalah ini kami tidak lepas dari kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.


Mojokerto, 13 November 2011

Penulis            



BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Penghematan energi dan penggunaan sesuai kebutuhan mutlak diperlukan. Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1945 Surabaya, Djoko Sungkono, Rabu (27/7/2011), menjelaskan, menurut para ahli minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang dikatakan sebagai bahan bakar fosil diperkirakan akan habis 30 tahun lagi, bahan bakar gas habis dalam kurun waktu 70-80 tahun, dan bahan bakar padat 120 tahun lagi. Sehingga diperlukan penghematan untuk bahan bakar fosil, tetapi jika kebutuhan akan bahan bakar juga banyak bagaimana cara mengatasinya.
Salah satu cara mengatasi krisis energi bahan bakar fosil ini yaitu menggunakan energi alternatif, dimana energi alternatif yang dapat diperbarui dan banyak tersedia di alam. Salah satu alternatif cara yaitu menggunakan bahan bakar nabati. Dimana nabati berasal dari tumbuhan yang selalu dapat diperbarui dan banyak tersedia di alam, apalagi di indonesia yang memiliki berbagai macam tumbuhan dan energi alternatif lain.
Bahan bakar yang sering digunakan saat ini adalah solar dimana sekarang ini masih banyak tersedia di alam, tetapi bagaimana beberapa tahun lagi. Alasan inilah yang membuat penulis mengambil topik ini. Dimana banyak kabar yang tersiar bahwa solar dapat diganti dengan alternatif bahan bakar lain yang lebih banyak keberadaanya di alam dan dapat diperbarui.
Dan membuat penulis ingin mengetahui apakah benar adanya bahwa terdapat alternatif bahan bakar lain pengganti behan bakar diesel yang banyak terdapat di alam dan dapat diperbarui.



1.2     Rumusan Masalah
1.         Apakah ada energi pengganti bahan bakar fosil?
2.         Apakah dampak energi fosil?
3.         Tumbuhan apa yang dapat diman faatkan sebagai anergi alternatif pengganti bahan bakar fosil tersebut?
4.         Bagaimanakah cara mengolahnya agar dapat dimanfaatkan?
5.         Apa manfaatnya?
1.3     Tujuan
1.         Agar pembaca mengetahui bahwa energi fosil dapat habis.
2.         Agar pembaca mengetahi dampak energi fosil.
3.         Agar pembaca mengetahui bahwa terdapat energi lain di alam yang dapat dimanfaatkan sebagai  pengganti bahan bakar fosil.
4.         Dan agar pembaca dapat mengetahui cara pengolahan energi alternatif tersebut agar dapat dimanfaatkan
5.         Agar dapat mengetahui manfaat energi alternatif ini.
1.4     Manfaat
1.         Pembaca dapat mengetahui dampak energi fosil secara berlebihan.
2.         Pembaca dapat mengetahui bahwa energi alternatif di alam dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
3.         Pembaca dapat mengetahui cara pengolahan bahan bakar alternatif tersebut.
4.         Dan pembaca dapat mengetahui cara menghemat bahan bakar fosil agar tidak segera habis.
5.         Pembaca dapat mengetahui manfaat energi alternatif ini.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil, adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah menggerakan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau peat untuk panas.
Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar fosil seringkali digunakan untuk menggerakkan turbin. Generator tua seringkali menggunakan uap yang dihasilkan dari pembakaran untuk memutar turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas dari pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas secara langsung.
Bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di udara.
Dampak Terhadap Udara dan Iklim. selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
2.2     Energi Alternatif
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate Change. Selama beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.
alternatif yang diinginkan adalah energi alternatif yang memiliki kriteria sebagai berikut.
-          Penggunaan energi alternatif ini dapat digunakan berulang-ulang
-          Energi alternatif yang dipilih jumlahnya sangat berlimpah di alam.
-          Pengolahannya tidak merusak alam.
-          Tidak berbahaya, aman, serta tidak menimbulkan berbau penyakit akibat pengolahan atau penggunaan energi alternatif tersebut.
-          Tidak adanya dalam bentuk apapun yang sifatnya merusak alam atau dengan kata lain energi alternatif tersebut ramah lingkungan.
2.3     Tanaman Jarak Sebagi Energi Alternatif
Dan salah satu energi yang banyak terdapat di alam yaitu tumbuhan, diman tumbuhan banyak terdapat di alam dan dapat terus diperbarui. Tanaman jarak penghasil biodiesel ini berasal dari jenis tanaman jarak pagar yang dalam bahasa Inggris bernama ‘Physic Nut’ dengan nama species Jatropha curcas, tanaman ini seringkali salah diidentifikasi dengan tanaman jarak yang dalam bahasa Inggris disebut ‘Castor Bean’ dengan nama species Ricinus communis.
Kedua tanaman ini berasal dari kerabat klasifikasi tanaman (family) yang sama yaitu ‘Euphorbiaceae’. Tidak sedikit dari kerabat klasifikasi tanaman Euphorbiaceae ini dikenal dengan nama lokal Indonesia sebagai tanaman jarak. Bahkan Jatropha sendiri sebagai sebuah ‘genus’ dalam klasifikasi tanaman memiliki 12 species, semuanya dikenal dalam nama lokal sebagai ‘tanaman jarak’.
Menjelang pertengahan tahun 2004 yang lalu, DaimlerChrysler, salah satu perusahaan otomotif terkemuka, berhasil mengujicobakan penggunaan bahan bakar BTL (Biomass to Liquid) pertama di dunia pada mobil Mercedes-Benz seri C (Mercedes-Benz C 220, red.), menempuh jarak 5.900 km dalan kondisi lingkungan yang ekstrim di India (India Daily, 19/7/2004). Bahan bakar tersebut kemudian diberi nama dagang SunDiesel, diperoleh dari minyak jarak dan merupakan salah satu program DaimlerChrysler dalam mengembangkan Biodiesel.
Manfaat minyak jarak sebagai substitusi bahan bakar sebetulnya telah lama diketahui. Misalnya melalui review yang dipublikasikan oleh Gubitz dkk (1999) pada jurnal Bioresource Technology edisi 67, disebutkan bahwa tahun 1997 grupnya di Austria, telah mempublikasikan hasil uji adaptasi minyak jarak pada mesin diesel standar. Di dalam review tersebut juga disebutkan bahwa jauh sebelum pengujian tersebut dilaksanakan, pada tahun 1982, peneliti dari Jepang juga telah memperoleh hasil memuaskan dalam menguji performansi mesin dalam menggunakan minyak jarak di Thailand.
Pengembangan minyak dari tanaman jarak melalui pendekatan ilmiah di Indonesia, dipelopori oleh Dr. Robert Manurung dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1997 dengan fokus ektraksi minyak dari tanaman jarak. Sejak tahun 2004 yang lalu, penelitian ini mendapat dukungan dari Mitsubishi Research Institute (Miri) dan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dari Jepang (Kompas, 12/5/2005).
Menghadapi krisis kelangkaan BBM dan kenaikan harga BBM di Indonesia, Pemerintah mulai menggali sumber-sumber energi alternatif. Minyak jarak ini pun mulai mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah. Setelah dirintis oleh ITB kemudian diikuti oleh IPB, dan selanjutnya diikuti oleh lembaga pemerintah pusat yaitu BPPT, dan oleh pemerintah daerah seperti Pemprov. Nusa Tenggara Timur, Pemprov. Nusa Tenggara Barat, Pemkab. Purwakarta dan Pemkab. Indramayu, serta oleh BUMN seperti PT. Pertamina, PT. PLN dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), semua saling bekerja sama untuk pengembangan minyak jarak sebagai bahan bakar minyak alternatif ini. Tidak ketinggalan Sekolah Menengah Kejuruan bidang pertanian pun akan mengikuti pengembangan minyak jarak ini, untuk bahan bakar minyak alternatif.
Setidaknya ada satu optimisme peluang pasar minyak jarak ini cukup terbuka dengan munculnya pernyataan Direktur Utama Pertamina yang menyebutkan bahwa Pertamina siap menampung minyak jarak dari masyarakat untuk diproses lebih lanjut sebagai Biodiesel (www.pertamina.com , 18/8/2005). Bahkan Jepang yang terikat komitmen Protokol Kyoto bersiap-siap membeli produk energi alternatif dari minyak jarak ini.
2.4     Cara Mengolah
Proses pengolahan minyak jarak untuk menghasilkan biodiesel relatif mudah. Untuk menghasilkan minyak dalam skala kecil (0,5-0,6 ton perawatan hari) cukup dengan mengepres biji jarak yang sudah kering menggunakan mesin diesel satu silinder, sehingga menghasilkan minyak jarak kasardan bungkil.
Tahap selanjutnya adalah menyaring menggunakan mesin penyaring sehingga dihasilkan minyak jarak bersih. Kemudian dilakukan proses pemurnian terhadap minyak jarak yang sudah bersih sampai menghasilkan minyak jarak murni yang siap dijual.
Biodiesel yang diperoleh dari tanaman jarak berupa minyak jarak yang diperoleh dari biji jarak. Menurut Tatang H. Soerawidjaya (2005:1) biodiesel yang dihasilkan dari tanaman Jarak Pagar merupakan minyak lemak semimulus (semi refined fatty oil), yang telah dibersihkan dari fosfor dan asam-asam lemak. Dalam hal ini fosfor merupakan zat yang merugikan karena mesin diesel dapat mengubah fosfor ini menjadi garam atau asam fosfat yang mengendap menjadi kerak di dalam kamar pembakaran atau terbawa keluar sebagai pencemar udara oleh emisi gas buang.
2.5     Manfaat Energi Alternatif Dari Tanaman Jarak
Keunggulan biodiesel dari tanaman jarak dibandingkan dengan solar. Menurut Dody Hidayat (2005:1), dibandingkan dengan minyak solar, biodiesel memiliki angka cetane yang lebih tinggi dan daya lumas yang lebih baik. Minyak jarak pagar memiliki angka setana 51 sedangkan solar 45. Angka setana (cetane rating) adalah tolak ukur kemudahan menyala/terbakar dari suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Semakin tinggi angka setane semakin aman emisi gas buangnya, karena bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna, sehingga kadar emisi gas sulfur (SOx), nitrogen (NOx) dan karbon yang termasuk dalam gas-gas rumah kaca lebih rendah.
Selain itu dalam membangkitkan tenaga listrik, biodiesel tidak memerlukan genset baru karena minyak jarak dapat langsung digunakan pada genset yang sudah ada.
Manfaat penggunaan biodiesel dari tanaman jarak terhadap lingkungan. Penggunaan bahan bakar fosil telah meninbulkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan. Seperti meningkatnya kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka pemanasn global adalah konsekuensi yang harus dihadapi oleh seluruh penduduk bumi.
Sebagai salah satu sumber energi alternatif, Biodiesel dari tanaman jarak dapat dikategorikan sebagai sumber energi ramah lingkungan. Karena menurut Humas (2005:2), pembakaran mesin yang berbahan bakar biodiesel menghasilkan emisi gas buang, asap dan partikel, yang lebih rendah. Angka setane yang lebih tinggi dibandingkan solar membuat kadar emisi gas karbon, nitrogen, dan sulfur lebih rendah.
Selain itu, penggunaan biodiesel dari tanaman jarak pagar membuka kemungkinan penanaman kembali lahan-lahan kritis yang ada di Indonesia. Menurut Humas (2005:2), saat ini terdapat 13 juta hektar lahan kering di seluruh Indonesia. Mengingat tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang dapat tumbuh di lahan keirng dan kurang subur,maka dengan menggunakan biodiesel di Indonesia, lahan-lahan kering tersebut akan dapat ditanami kembali.
Penanaman kembali lahan-lahan kritis di Indonesia akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan, karena akan membentuk suatu sumber penghasil gas oksigen yang sangat penting bagi kehidupan, mengurangi pencemaran oleh gas-gas rumah kaca, dan membentuk suatu benteng penahan banjir dan longsor.
Manfaat penggunaan biodiesel dari tanaman jarak bagi masyarakat Indonesia di bidang ekonomi. Dengan dihijaukannya kembali lahan-lahan kritis, berarti akan membuka lapangan pekerjaan baru yang layak bagi masyarkat. Mereka dapat bekerja sebagai petani yang menanam dan merawat tanaman-tanaman jarak yang akan digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Buah jarak yang dihasilkan dijual kepada perusahaan yang mengolahnya menjadi biodiesel dengan harga tertentu. Dalam hal ini peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal penyediaan bibit dan penentuan harga minimum dari buah Jarak Pagar, agar petani tidak dirugikan.
Jika petani diberi hak mengelola tiga hektar lahan kering, dengan kerapatan tanaman 2500 pohon per hektar dan produktivitas 10.000 kilogram biji per hektar serta harga biji lima ratus rupiah per kilogram, setiap keluarga petani akan memperoleh panghasilan satu juta dua ratus lima puluh ribu per bulan hanya berasal dari penjualan biji jarak (Anonim, 2005:2). Pendapatan ini dapat bertambah jika bagian lain dari tanaman juga dimanfaatkan
Menurut Humas (2005:2), dari tiga juta hektar lahan kering akan dihasilkan 92.000 barel minyak per hari. Untuk memnuhi lahan tersebut diperlukan 7,5 miliar bibit. Bila dari seluruh tanah tandus seluas 13 juta hektar ditanami jarak, maka akan dihasilkan lebih dari 400.000 barel minyak per hari. Dengan demikian kita akan mengehmat penggunaan devisa negara yang biasa digunakan untuk mengimpor solar.
Dalam Kompas (2005: 14), biaya produksi biodiesel tergolong murah, rata-rata biaya produksinya antara 600 hingga 100 per liter. Harga jual netto minyak jarak tersebut diperkirakan Rp. 1.400-Rp. 2.100 per liter, harga ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga minyak saat ini. Sehingga , pengolahan jarak menjadi biodiesel yang relatif mudah dapat dilakukan dalam usaha skala kecil yang tidak membutuhkan modal yang besar. Sehingga hal ini pun akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Potensi lain adalah ekspor biodiesel ke berbagai negara maju yang saat ini sedang gencar-gencarnya menekan emisi gas rumah kaca. Negara-negara maju seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Brasil saat ini juga sedang mengembangkan penggunaan biodiesel. Jika Indonesia mampu mengembangkan biodiesel dari minyak jarak dengan kualitas yang bagus, pasar internasional terbuka untuk Indonesia.



BAB III
PENUTUP
3.1     Simpulan
          Bahan bakar fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbarui dan keberadaanya mulai berkurang sekarang ini, dan salah satunya adalah solar,  bahan bakar jenis ini memiliki banyak dampak bagi lingkungan kita dan menyebabkan krisis energi bila digunakan berlebihan.
Salah satu cara mengatasi masalah  ini dengan menggunakan energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pengganti bahan bakar fosil ini. Di indonesia banyak energi alternatif yang tersedia, dan salah satu yang tersedia adalah tumbuhan yang bermacam-macam.
Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar yaitu tanaman jarak pagar, yang dapat diolah menjadi biosolar dengan  proses proses yang relatif mudah.
Manfaat dari energi alternatif ini cukup banyak, mulai dari ramah lingkungan, tidak merusak dan dapat menjaga kelestarian alam, dan bermanfaat di bidang ekonomi.
3.2     Saran
Penulis merupakan seorang yang tidak lepas dari kesalahan, sehingga mash banyak kekurangan dalam makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan makalah ini dan memberi kritik agar lebih baik untuk waktu kedepan.

11 komentar:

  1. Semoga Makalah ini bermanfaat...
    tolong beri kritik dan saran ea.... :)

    BalasHapus
  2. gan gak ada daftar pustakanya -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. sori gan, blognya lama ndak aq pantau... ini dbwh ada daftar pstkan.x

      thanks kritik n sarannya :)

      Hapus
  3. Daftar Pustaka
    Daryanto. 1995. Ekologi dan Sumber Daya Alam. Bandung:Tarsito
    http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/07/27/20141288/Bahan.Bakar.Fosil.Habis.30.tahun.Lagi diakses pada tanggal 11 November 2011
    http://fisip.uns.ac.id/blog/meidi/2011/01/04/1-proses-pembuatan-minyak-biji-jarak diakses pada tanggal 11 November 2011
    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_fosil diakses pada tanggal 11 November 2011
    http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_alternatif diakses pada tanggal 11 November 2011
    http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/176 diakses pada tanggal 11 November 2011
    http://gbioscience05.wordpress.com/2008/04/20/biodiesel-dari-tanaman-jarak-sebagai-energi-alternatif-pengganti-solar diakses pada tanggal 11 November 2011
    Samadi. 2010. Geography For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudhistira

    BalasHapus
  4. terima kasih gan postingannya sangat membantu, sudah saya follow gan, kalau tidak keberatan followback di www.cronyoz.net ya gan. :)

    BalasHapus
  5. Sangat bermanfaat sekali share tentang buah jarak sangat bermanfaat sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi gan... sori ni blog gapernah update... moga bermanfaat juga buat yg lain :)

      Hapus
  6. Sangat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang biodisel

    BalasHapus